Senin, 30 Mei 2016

ANATOMI FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA
Anatomi fisiologi organ reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian yaitu : alat reproduksi bagian dalam yang terletak didalam bagian rongga pelvis, dan organ reproduksi bagian luar yang terletak di perineum.
1.     Alat genetalia bagian dalam
-          Uterus : 
a.       merupakan jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis di antara kantung kemih dan rektum
b.       Dinding depan belakang dan atas tertutup peritoneum, sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan kandung kemih
c.       Bagian uterus seperti bola lampu atau buah pir yang pipih
d.       Ukuran uterus tergantung dari usia wanita
Uterus terdiri dari dua bagian yaitu :
1.       Serviks uteri
a.       Bagian bawah istmus uteri
b.       Portio dan supravaginal
2.       Korpus uteri
Korpus uteri terdiri dari beberapa bagian:
a.       Istmus uteri : tempat dimana kanalis endoserviks membuka ke kavum uteri
b.       Kornu : tempat bermuara kedua falopi
c.       Fundus ; bagian atas uterus nyang berbentuk konveks diantara kedua kornu
-          Tuba falopii// salping
Merupakan organ tubulo muskuler, dengan panjang sekitar 12 cm dan diameternya antara 3-88mm. Ada 4 bagian:
a.       Pars Interstitialis, terletak diantara otot rahim, mulai dari 
       ostium internum tubae
b.       Pars ismika tubae, bagian tuba yang berada diluar uterus dan merupakan bagian yang paling sempit
c.       Pars ampularis tubae, bagian yang paling luas dan membentuk huruf “S”
d.       Pars infudibulo tubae, bagian akhir tubaeyang memiliki umbae yang disebut fimbrae tubae
-          Ovarium
Ovariun terdapat 2 buah yaitu kiri & kanan. Terdiri dari 2 bagian yaitu:
a.       Kortaks ovari : mengandung folikel promodial, berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel de graaf, terdapat korpus luteum dan albican
b.       Modula ovari : terdapat pembuluh darah limfe, terdapat serat syaraf.

2.      Alat genetalia bagian luar

Organ reproduksi eksterna pada wanita sering disebut vulva, mencakup semua organ yang dapat terlihat dari luar, yaitu :
1. Mons Pubis / Mons Veneris
    Bagian yang menonjol yang banyak berisi jaringan lemak yang terletak di  
    permukaan anterior simpisis pubis

2. Labia Mayora
    Berupa dua buah lipatan jaringan lemak, berbentuk lonjong dan menonjol 
    yang berasal  dari mons veneris dan berjalan kebawah dan ke belakang 
    yang mengelilingi labia minora. Homolog dengan skrotum pada laki laki
    
3. Labia Minora
    Merupakan dua buah lipatan jaringan yang pipih dan berwarna     
    kemerahan yang labia terlihat jika mayora dibuka.

4. Clitoris
     Merupakan suatu tanggul berbentuk silinder dan erektil yang erletak di 
     ujung superior vulva. Mengandung banyak urat urat saraf sensoris dan 
     pembuluh pembuluh darah.
     
5. Vestibulum
    Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora,  
    anterior oleh klitoris dan dorsal oleh fourchet.. Vestibulum merupakan  
    muara muara dari 6 buah lubang yaitu vagina, urethra,  2 muara kelenjar 
   bartolini 2 muara kelenjar skene

6. Ostium urethra
    Walaupun bukan merupakan sistem reproduksi sejati, namun  
    dimasukkan ke dalam bagian ini karana letaknya menyatu dengan
     vulva.

7. Ostium vagina
    Liang vagina sangat bervariasi bentuk dan ukurannya. Pada gadis,   
    kebanyakan vagina tertutup sama sekali oleh labia minora dan jika  
    dibuka, terlihat hampir seluruhnya tertutup oleh himen.

8. Himen
    Berupa lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar introitus vagina

9. Perinium
    Adalah daerah muskular yang dititupi kulit antara introitus vagina dan 
    anus.



SIKLUS MENSTRUASI

Siklus Menstruasi  Normal


Akan terjadi pertumbuhan folikel primer yang dipengaruhi oleh hormon FSH, pada hari pertama hingga hari ke empat belas. Adapun hormon yang mempengaruhi siklus menstruasi, yaitu :
1.       LH-RH. LH dikeluarkan akibat adanya rangsangan hipofosis
2.       FSH-RH. FSH dikeluarkan melalui rangsangan hipofosis yang dikeluarkan oleh hipotalamus.
3.       PIH. Prolaktin dihambat oleh hipofisis.
Siklus Menstruasi Utama
1.  Masa menstruasi. Akan berlangsung selama 2-8 hari dimana selaput rahim dilepaskan hingga terjadi perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah.
2.  Masa Proliferasi. Fase ini terjadi pertumbuhan dari dua fungsional untuk mempersiapkan rahim tempat janin. Pada fase ini akan di awali dengan tumbuh kembalinya endometrium. Akan terjadi pada hari ke 12-14
3.  Masa Sekresi. Masa sesudah adanya ovulasi dimana hormon progesteron akan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap menjadi tempat janin ke rahim.
Siklus haid normal dapat dihitung dari pertama menstruasi hingga menjelang menstruasi pada bulan selanjutnya. Siklus yang normal biasanya terjadi pada 28 hari. Akan tetapi, pada remaja perubahan siklus menstruasi sering terjadi dan dianggap normal. Pada siklus haid normal dipengaruhi oleh praovulasi yang akan berubah tiap bulan dan memiliki perbedaan pada setiap wanita.

Siklus Menstruasi Tidak Normal


Jika anda mengalami pendarahan hingga 35 hari, mungkinkah itu darah menstruasi? Normalnya wanita menstruasi selama 3-8 dengan jumlah darah yang dikeluarkan oleh masing-masing wanita berbeda. Pada dasarnya darah yang dikeluarkan sekitar 30-80ml. Macam-macam siklus menstruasi yang tidak normal, yaitu :
1.  Polymoenorrhea. Pada kasus ini wanita lebih sering mengalami menstruasi yaitu berkisar pada 2-3 minggu sekali.
2.  Mettorrhagia. Siklus ini ditandai dengan datangnya menstruasi yang tidak teratur. Menstruasi ini terjadi sekitar 3-6 munggu sekali.
3.  Oligomenorrhea. Siklus ini terjadi secara tidak teratur hingga mengakibatkan harus diketahui terlebih dahulu penyebab dan kondisinya agar mendapatkan perawatan yang sesuai. Ditemukan pada banyak kasus, siklus ini dipicu karena adanya ketidakseimbangan hormon yang dialami wanita .
4.  Menorrhagia. Adanya pendarahan hebat yang terjadi saat menstruasi. Dipicu karena adanya ketidakseimbangan hormon sehingga menyebabkan siklus menstruasi tanpa adanya ovulasi. Pada keadaan normal, sel telur dari ovarium mennghasilkan progesteron. Apabila kadarnya tidak cukup maka akan mengakibatkan pendarahan saat menstruasi. Segera  konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

ANATOMI PANGGUL WANITA

Panggul terdiri atas 
1. Bagian keras yang dibentuk oleh tulang
2. Bagian yang lunak dibentuk oleh otot – oto dan ligamentum
Tulang panggul terdiri atas empat tulang
-          2 tulang pangkal paha (ossa coxae) :
-          1 tulang kelangkang (os sacrum)
-          1 tulang tungging (os coccygis)
-           Tulang usus (os ilium)
-           Tulang duduk (os ischium)
-           Tulang kemaluan (os pubis)
-           Tulang kelangkang (os sacrum)
-          Tulang tungging (os coxigis)
Menentukan ukuran panggul :
-            Klinik (pelvimetri klinik)
o   Pada panggul yang normal promontorium (CV> 11,5 cm) tidak dapat diraba dengan pemeriksaan dalam karena konjugata diagonalis cukup panjang. Sedangkan pada panggul yang sempit promotorium dapat diraba.
-          Rontgen pelvimetri
-            Ukuran terbesar kepala sudah melewati pintu atas panggul
1. Pemeriksaan luar: Leopold IV divergen
2. Pemeriksaan dalam:
Jarak bidang pintu atas panggul sampai spina iskhiadika adalah 5 cm, jarak bidang biparietal adalah 3-4 cm. Maka jika bagian terendah kepala sudah mencapai spina iskhiadika atau lebih rendah, berarti ukuran terbesar kepala sudah melewati pintu atas panggul.



Bidang-bidang panggul:
-            Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis
-            Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
-            Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
-            Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygi

MENENTUKAN UMUR KEHAMILAN

1.    Metode Haid Terakhir

Metode ini bekerja dengan berpatokan pada haid terakhir. Metode ini sangat berkaitan erat dengan siklus menstruasi. Metode ini dihitung dengan berdasarkan rumus Naegele. Rumus Naegele dapat digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan dan perkiraan tanggal kelahiran bayi. Berikut adalah cara menghitungnya:
Rumus ini dibagi menjadi 2 bagian besar dalam aplikasinya, yaitu:

-    Bulan Januari-Maret
Rumus: (Tanggal + 7 hari), (bulan + 9), (tahun+0)
Misalkan hari terakhir menstruasi pada 20 Februari 2009, maka perkiraan kelahiran bayi adalah (20+7), (2+9), (2009+0) sehingga menjadi 27 November 2009

-    Bulan April-Desember
Rumus: (Tanggal+7 hari), (bulan-3), (tahun+1)
Misalkan hari terakhir menstruasi pada 11 November 2009, maka perkiraan kelahiran bayi adalah (11+7), (11-3), (2009+1) sehingga menjadi 18 Agustus 2010

Metode ini merupakan metode perhitungan usia kehamilan yang sangat umum dilakukan. Biasanya terdapat range hari lahir dengan selisih hingga 7 hari yang dihitung dari tanggal perhitungan kelahiran berdasarkan hari terakhir menstruasi.


2.    Metode pengamatan pada gerakan janin

Menurut beberapa penelitian dan survey yang telahi dilakukan bertahun-tahun, pada kehamilan pertama, gerakan janin mulai terasa pertama kali pada usia 18 hingga 20 minggu, sedangkan pada kehamilan kedua dan seterusnya, gerakan jani mulai terasa pertama kali pada usia 16 hingga 18 minggu.

3.    Metode Fundus Uteri


Fundus Uteri adalah nama latin untuk puncak rahim. Puncak rahim yang menonjol di dinding perut dapat diraba oleh dokter dan perabaan tersebut dapat dimulai di dekat tulang kemaluan. Metodeperhitungan usia kehamilan ini menghitung berdasarkan jarak antara tulang kemaluan dan puncak rahim. Perhitungan didasarkan pada setiap jarak (dalam cm) yang mewakili usia kehamilan (dalam minggu). Panjang jarak maksimal antara tulang kemaluan dan puncak rahim adalah 36 cm yang berarti 36 minggu. Ini adalah panjang maksimal, karena walaupun janin sudah berusia 38 minggu, selisih jarak antara tulang kemaluan dan puncak rahim tetap sebesar 36 cm.

4.    Metode 2 jari tangan

Metode ini hanya berlaku pada wanita yang memiliki berat badan ideal atau tidak mengalami obesitas. Cara melakukan metode ini adalah dengan meletakkan 2 jari diantara perut dan puncak rahim. Patokannya adalah setiap penambahan 2 jari berarti penambahan usia kehamilan sebesar 2 minggu.

Jika Anda ingin mengukur usia kehamilan secara mandiri, Anda dapat menggunakan beberapa cara perhitungan usia kehamilan yang sudah dijelaskan di atas. Semoga bermanfaat.


FISIOLOGI KONSEPSI
Konsepsi
-           Ovum adalah sel reprodukdi (gamet) yang dihasilkan oleh ovarium, ukuran 0,2mm mengandung sel telur
-           Spermatogenesis : proses pembentukan sel kelamin jantan (sperma) terjadi setelah pria mengalami pubertas        testis
-          Sperma terdiri dari kepala, badan dan ekor
-           Fertilisasi adalah penembusan ovum oleh spermatozoa dan mengakibatkan penyatuan nucleus sperma dan nucleus ovum untuk menghasilkan zigot
-            Pada saat fertilisasi kepala sperma menembus dinding sel telur kemudian membelah mitosis menjadi 32 sel (morula)        berkembang menjadi blastula      bagiab blastula akan membentuk janin      pada hari ke 4-5 blastula bergerak ke uterus dan melakukan implantasi di uterus       pada hari ke-6 menjadi embrio      membentuk susunan syaraf, hidung, mata, kulit









ANATOMI SEL TELUR


POST PARTUM

POST PARTUM PRIMER DAN SEKUNDER
A.    Definisi
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir. (Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba : 1996)

Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian :
  1. Perdarahan post partum primer ( early post partum hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama post partum primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama. (Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba : 1996).
  2. Perdarahan post partum skunder (late post partum hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam, biasanya antara hari ke 5 sampai 15 post partum. Penyebab utama perdarahan post partum sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta atau membran. (Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba : 1996).
B.     Etiologi (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH : 1998)
  1. Atonia Uteri
Faktor penyebab terjadinya atonia uteri adalah
a.       Umur   :           Umur yang terlalu muda atau tua
b.      Paritas :           Sering dijumpai para multipara dan grandemultipara
c.       Partus lama dan partus terlantar
d.      Obstein operatif dan narkosa
e.       Uterus terlalu tegang dan besar, misalnya pada gemeli, hidramnion, atau janin besar
f.       Kelainan pada uterus, seperti mioma uteri, uterus cauvelair pada solusio plasenta.
g.      Faktor sosio ekonomi, yaitu mamumsi
  1. Sisa plasenta dan selaput ketuban
  2. Jalan lahir : robekan perineum, vagina serviks, famiks dan rahim.
  3. Penyakit darah: kelainan pembekuan darah misalnyaa  atau hipofibrinogenemia yang sering dijumpai pada perdarahan yang banyak
  4. Solusio plasenta
  5. Kematian janin yang lama dalam kandungan
  6. Pre-eklamsi dan eklamsi
  7. Infeksi, hepatitis dan septik syok
C.    Diagnosis (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH : 1998)
Pada tiap-tiap perdarahan post partum harus dicari apa penyebabnya secara ringkas membuat diagnosis adalah seperti bagan dihalaman berikut.
Pada ibu yang bersalin penting sekali dilakukan pengukuran kadar darah secara rutin : serta pengawasan tekanan darah, nadi, pernafasan ibu dan periksa juga kontraksi uterus dan perdarahan selama 1 jam.
D.    Gambaran Klinis (Human labor and birth : 1996)
Gambaran klinisnya berupa perdarahan terus-menerus dan keadaan pasien secara berangsur-angsur menjadi semakin jelek. Denyut nadi menjadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun, pasien berubah pucar dan dingin, dan napasnya menjadi sesak, terengah-engah, berkeringat dan akhirnya coma serta meninggal dunia. Situasi yang berbahaya adalah kalau denyut nadi dan tekanan darah hanya memperlihatkan sedikit perubahan untuk beberapa saat karena adanya mekanisme kompensasi vaskuler. Kemudian fungsi kompensasi ini tidak bisa dipertahankan lagi, denyut nadi meningkat dengan cepat, tekanan darah tiba-tiba turun, dan pasien dalam keadaan shock. Uterus dapat terisi darah dalam jumlah yang cukup banyak sekalipun dari luar hanya terlihat sedikit. Bahaya perdarahan post partum ada dua, pertama : anemia yang berakibat perdarahan tersebut memperlemah keadaan pasien, menurunkan daya tahannya dan menjadi faktor predisposisi terjadinya infekol nifas. Kedua : Jika kehilangan darah ini tidak dihentikan, akibat akhir tentu saja kematian.

Penatalaksanaan Atonia Uteri (Sarwono Prawirohardjo : 2005)
  1. Kenali dan tegakkan diagnosis kerja atonia uteri.
  2. Sementara dilakukan pemasangan infus dan pemberian uterotonika, lakukan kompresi bimanual.
  3. Pastikan plasentaa lahir lengkap (bila ada indikasi sebagian plasenta masih tertinggal, lakukan evakuasi sisa plasenta) dan tak ada laserasi janin lahir.
  4. Berikan tranfusi darah bila sangat diperlukan.
  5. Lakukan uji beku darah (lihat solusio plasenta) untuk konfirmasi sistem pembekuan darah.
  6. Bila semua tindakan diatas telah dilakukan tetetapi masih terjadi perdarahan lakukan tindakan spesifik (lihat bagian prosedur klinik) sbb :
    1. Kompresi  bimanual eksternal
Menekan uterus melalui dinding abdomen dengan jalan saling mendekatkan kedua belah telapak tangan yang melingkupi uterus. Pantau aliraan darah yang keluar, bila perdarahan berkurang, kompresi diteruskan, pertahankan hingga uterus dapat kembali berkontraksi atau dibawa ke fasilitas kesehatan rujukan. Bila belum berhasil, coba dengan kompresi bimanual internal.
  1. Kompresi bimanual internal
Uterus ditekan di antara telapak tangan pada dinding abdomen dan tinju tangan dalam vagina untuk menjepit pembuluh darah didalam miometrium (sebagai pengganti mekanisme kontraksi). Perhatikan perdarahan yang terjadi. Pertahankan kondisi ini bila perdarahan berkurang atau berhenti, tunggu hingga uterus berkontraksi kembali. Apabila perdarahan tetap terjadi, cobakan kompresi aorta abdominalis.
  1. Kompresi aortaa abdominalis
Raba arteri femoralis dengan ujung jari tangan kiri, pertahankan posisi tersebut, genggam tangan kanan kemudian tekankan pada daerah umbilikus, tegak lurus dengan sumbu badan, hingga mencapai kolumna vertebralis, penekanan yang tepat, akan menghentikan atau sangat mengurangi denyut arteri pemoralis. Lihat hasil kompresi dengan memperhatikan perdarahan yang terjadi.

Penatalaksanaan Retensio Plasenta (Sarwono Prawirohardjo:2005)
  1. Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan tindakan yang akan diambil
  2. Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan. Bila ekspulsi plasenta tidak terjadi, cobakan traksi terkontrol tali pusat.
  3. Pasang infus oksitosin 20 unit dalam 500 cc NS/RL dengan 40 tetesan per menit. Bila perlu kombinasikan dengan misoprostal 400 mg rektal (sebaiknya TIDAK menggunakan ergometrin karena kontraksi tonik yang timbul dapat menyebabkan plasenta terperangkap dalam kovum uteri).
  4. Bila traksi terkontrol gagal untuk melahirkan plasenta, lakukan manual plasenta secara hati-hati dan halus (melepaskan plasenta yang melekat erat secara paksa, dapat menyebabkan perdarahan atau perfarasi).
  5. Restorasi cairan untuk mengatasi hipovolumina
  6. Lakukan tranfusi darah apabila diperlukan
  7. Beri antibiotika profilaksis (ampisilin 2 g IV/oral + metronidozol 1 g sapositona/oral)
  8. Segera atasi bila terjadi komplikasi perdarahan hebat, infeksi, syok neurogenik.

Sisa Plasenta (Sarwono Prawirohardjo: 2005)
  1. Penemua secara dini, hanya dimungkinkan dengan melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta setelah dilahirkan. Pada kasus sisa plasenta dengan perdarahan pasca-persalinan lanjut, sebagian besar pasien-pasien akan kembali ketempat bersalin dengan keluhan perdarahan setelah 6-10 hari pulang kerumah dan sub involusi uterus.
  2. Berikan antibiotika karena perdarahan juga merupakan gejala matritis. Antibiotika yang dipilih adalah ampisilin dosis awal 1 g IV dilanjutkan dengan 3 x 500 mg oral.
  3. Dengan dipayungi antibiotikaa tersebut, lakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan mengeluarkan bekuan darah atau jaringan. Bila serviks hanya dapat dilalui oleh instrumen, lakukan evakuasi sisa plasenta denga AVM atau dilatasi dan kuretase.
  4. Bila kadar Hb < 8 gr% berikan tranfusi darah, bila kadar Hb ³ 8 gr%, berikan sulfas ferosus 600 mg/hari selama 10 hari.

Penatalaksanaan Ruptura Perineum dan Robekan Dinding Vagina (Sarwono Prawirohadjo; 2005)
  1. Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi lokasi laserasi dan sumber perdarahan
  2. Lakukan irigasi pada tempat luka dan bubuhi larutan antiseptik
  3. Jepit dengan ujung klem sumber perdarahan kemudian ikat dengan benang yang dapat diserap.
  4. Lakukan penjahitan luka mulai dari bagian yang paling distal terhadap operator.
  5. Khusus pada ruptura perineum komplit (hingga anus dan sebagian rektum) dilakukan penjahitan lapis dini dengan bantuan busi pada rektum, sbb :
    1. Setelah prosedur aseptik-antiseptik, pasang busi rektum hingga ujung robekan
    2. Mulai penjahitan dari ujung robekan dengan penjahitan dan simpul submukosa, menggunakan benang poliglikonik no. 2/0 (dexon/vicryl) hingga sfongter oni jepit kedua sfingter oni dengan klem dan jahit dengan benar no. 2/0
    3. Lanjutkan penjahitan kelapisan otot perineum dan submukosa dan subkutikuler
    4. Mukosa vagina dan kuul perineum dijahit secara submukosal dan subkutikuler.
    5. Berikan antibiotika profilaksis (ampisilin 2 g dan metronidozal 1 g per oral) terapi penuh antibiotika hanya diberikan apabila luka tampak kotor atau dibubuhi ramuan tradisional atau terdapat tanda-tanda infeksi yang jelas.

Penatalaksanaan Robekan Serviks (Sarwono Prawirohardjo: 2005)
  1. Robekan serviks sering terjadi pada sisi lateral karena serviks yang terjulur, akan mengalami robekan pada posisi spina isciadika tertekan oleh kepala bayi.
  2. Bila kontraksi uterus baik, plasenta lahir lengkap, tetapi terjadi perdarahan banyak maka segera lihat bagian lateral bawah kiri dan kanan dari persia.
  3. Jepitkan klem ovum pada kedua sisi porsio yang robek sehingga perdarahan dapat segera dihentikan. Jika setelah eksplorasi lanjutan tidak dijumpai robekan lain, lakukan penjahitan. Jahitan dimulai dari ujung atas robekan kemudian kearah luar sehingga semua robekan dapat dijahit.
  4. Setelah tindakan, periksa tanda vital pasien, kontraksi uterus, tinggi fundus uteri, dan perdarahan pascaa-tindakan.
  5. Beri antibiotika profilaksis, kecuali bila jelas ditemui tanda-tanda infeksi
  6. Bila terjadi defisit cairan, lakukan retorasi dan bila kadar Hb dibawah 8 gr%, berikan tranfusi darah.

Daftar Pustaka
.      Human Labor and Birth. 1996. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta. Yayasan Essentia Medica.

  1. Ida Bagus Gde Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC

  1. Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta. EGC

  1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1999. Modul 5. Pencegahan dan Penanganan Post Partum. Jakarta.


MAKANAN UNTUK IBU HAMIL

Jika Anda dan calon buah hati tetap sehat sampai waktunya melahirkan, prioritas utama yang harus Anda lakukan adalah konsumsi makanan sehat untuk ibu hamil. Sehat di sini adalah makanan yang mengandung banyak gizi sehingga menutrisi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung.

Pada masa kehamilan 1 - 3 bulan biasanya timbul keinginan makan sesuatu atau ngidam. Seorang ibu hamil harus bisa mengendalikan nafsu tersebut karena tidak menutup kemungkinan ngidam makanan yang tidak sehat. Nutrisi dan mineral yang terdapat di dalam makanan haruslah yang diperlukan ketika hamil, seperti zat besi, folid acid, karbohidrat kompleks, protein, dan beberapa jenis vitamin.

1.      Sereal

Setiap pagi Anda bisa memulai hari dengan sarapan sereal. Di dalam sereal terdapat asam folat yang dibutuhkan pada beberapa minggu pertama fase kehamilan, selanjutnya (hingga delapan bulan ke depan) vitamin B adalah nutrisi wajib yang harus dipenuhi.
Para ahli menyarankan ibu hamil untuk mendapatkan setidaknya 400 mikrogram asam folat per harinya. Mereka juga mengatakan bahwa sereal bisa dijadikan pilihan makanan sehat untuk ibu hamil yang dapat dikonsumsi ketika sarapan. Jika Anda tidak suka sereal, coba ganti dengan sayur asparagus dan kacang polong.

2.       Kacang Lentil
Carilah kacang lentil yang kering karena mengandung protein yang cukup banyak, sekitar 15 gram per cangkir. Seorang ibu hamil setidaknya membutuhkan 10 gram protein setiap harinya dan maksimal 60 gram. Anda bisa memenuhi kebutuhan  tersebut dengan makan kacang lentil kering yang dimasak. Kacang lentil juga tinggi serat yang baik untuk pencernaan. Anda bisa menambahkan kacang lentil pada nasi atau salad yang Anda buat, begitu saran dari salah satu juru bicara American Dietetic Association.

3.      Brokoli

Brokoli menjadi sumber nutrisi yang sangat baik untuk ibu hamil, seperti kalsium dan asam folat. Disamping itu, terdapat pula serat dan antioksidan yang berguna untuk melancarkan sistem pencernaan dan memerangi berbagai jenis penyakit. Juga terkandung vitamin C yang sangat dibutuhkan ketika masa kehamilan untuk membantu penyerapan zat besi lebih sempurna, dapat ditemukan pula pada gandum atau beras merah.
4.       Pisang
Pisang merupakan sumber kalium yang bertindak sebagai penambah energi untuk ibu hamil yang mengalami kelelahan. Buah ini juga gampang dicerna oleh usus karena dagingnya yang lembut serta tidak membuat perut terasa mual ketika ditelan.

5.       Daging Tanpa Lemak
Daging adalah sumber zat besi hewani yang dua kali dibutuhkan saat menjalani masa kehamilan. Pilihlah daging tanpa lemak agar tidak menimbulkan petaka pasca melahirkan atau bisa jadi saat masih menjalani masa kehamilan, yaitu kegendutan.
6.      Keju
Tidak semua keju baik untuk ibu hamil. Sangat disarankan untuk memilih keju cheddar atau mozzarella karena keduanya menyumbangkan kalsium dan protein yang cukup tinggi pada tubuh. Setiap ons nya terdapat 150 hingga 200 mg kalsium.

8.      Telur
Terkadang perut merasa mual jika harus makan daging terus menerus, apalagi disaat mengandung. Oleh karena itu, ada makanan sehat untuk ibu hamil alternatif selain daging yang sama-sama memberikan kebutuhan protein harian yang cukup banyak, yaitu telur.

Tidak hanya protein, terdapat pula nutrisi lain seperti asam amino. Anda bisa memakannya dengan membuat dadar kemudian dipadukan dengan sayur brokoli dan taburan keju, untuk minumnya Anda bisa sediakan satu gelas susu rendah lemak.

9.      Oatmeal
Jika Anda kurang suka atau bosan jika harus sarapan dengan sereal terus menerus, coba ganti dengan oatmeal. Bubur gandum ini bisa menjadi sumber energi yang kiranya dibutuhkan untuk melakukan sedikit kegiatan di rumah. Energi tersebut hadir berkat kandungan karbohidrat kompleks yang juga mampu membuat Anda merasa kenyang lebih lama. Oatmeal juga membantu seorang penderita kolesterol tinggi.

10.  Sayuran Hijau

Rata-rata sayuran berdaun hijau seperti bayam kaya akan asam folat dan zat besi. Kedua nutrisi tersebut bisa membuat janin yang berada di dalam rahim tetap sehat dan mendapatkan nutrisi bergizi. Anda bisa membuat sayur bayam dengan lobak untuk makan malam bersama.
11.  Roti gandum
Jika sedang hamil, Anda disarankan untuk mengganti roti tawar dengan roti gandum. Pada roti gandum terdapat karbohidrat, serat, dan zat besi yang dapat membuat perut terasa kenyang lebih lama. Makan setidaknya empat lembar roti gandum dalam sehari sudah bisa memenuhi 20 hingga 35 gram kebutuhan serat harian.

12.  Jeruk

Sudah banyak yang mengenal khasiat jeruk berkat tingginya kandungan vitamin C, asam folat, serat, dan airnya. Salah satunya adalah memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Seorang ibu hamil juga harus menjaga jumlah cairan di dalam tubuhnya agar tidak mengalami dehidrasi yang kemungkinan mengancam kesehatan janin.
13.  Kacang-kacangan
Lemak merupakan nutisi vital bagi perkembangan otak bayi. Para ahli meminta para bumil untuk mengganti lemak jenuh seperti daging dengan lemak tak jenuh yang dapat ditemukan pada beberapa jenis kacang-kacangan, seperti kacang polong dan kacang merah. Jika Anda tidak biasa ngemil kacang, coba oleskan selai kacang pada roti gandum Anda.